PisangKu Pisang Goreng Pasir
  • 1500K
Story Of PisangKu

Story Of PisangKu

Tahun 2006 merupakan masa masa awal menjamurnya usaha pisang Pontianak di Jakarta. Pada tahun itu juga Wildan, pemilik usaha otomotif mencoba peruntungannya di bidang makanan dengan membuka gerai pisang goreng yang diberi nama “ PisangKu Pisang Goreng Pasir”. Sebenarnya usaha sejenis pernah ia geluti dulu di lampung, akan tetapi tidak dapat bertahan lama dan gagal. Sebelum membuka PisangKu, Wildan sempat mengantre membeli Pisang Goreng Pontianak yang sudah lebih dulu popular. Dengan bentuk persegi dan butiran butiran tepung krispi yang menyelimuti pisang kepok didalamnya, pantas saja jika PisangKu lebih dikenal orang dengan nama “pisang pasir”.

Pisang pasir sendiri akhirnya menjadi ciri khas dari pisangku yang membedakan dari pisang Pontianak yang lebih mirip kipas dari bentuknya.  Fakta bahwa ternyata usaha pisang Pontianak mulai banyak bermunculan, membuat Wildan mencari inovasi agar usaha yang ditekuninya tersebut tidak mudah ditiru dan tidak cepat mati. “Tapi, saya khawatir usaha ini akan cepat mati. Sebab, mereka sangat terbuka soal resepnya sehingga sangat mudah ditiru orang,” ujar Wildan. Wildan akhirnya membuat resep rahasia dengan pemilihan pisang dari Lampung, bukan dari Pontianak. “Sampai sekarang, karyawan saya tidak pernah tahu resep pembuatan pisang goreng pasir Saya tersebut,” lanjutnya.

Hingga saat ini dapat dilihat bahwa diantara usaha sejenis, Alhamdulillah PisangKu pisang goreng pasir merupakan salah satu dari sedikit usaha yang tersisa dan konsisten. Itu semua tentu merupakan rahmat dan rizki dari Alloh Azza wa Jalla yang sangat patut untuk disyukuri dan tidak didapati melalui proses yang mudah.

Suksesnya PisangKu juga tidaklah di awali dengan usaha yang mudah, melihat usianya yang hampir satu dekade merupakan bukti akan eksisnya PisangKu di bidang bisnis makanan. Berawal pada tahun 2006 saat pertama kali berdirinya PisangKu dengan harga Rp. 2000 sampai pada tahun 2010 berubah menjadi Rp.2500 dan seperti kita ketahui bahwa untuk sekarang ini PisangKu dijual dengan harga Rp. 3000 per pieces-nya. Begitu banyak tawaran franchise yang datang, akan tetapi PisangKu tidak ikutan latah terjun di bisnis waralaba tersebut.

Semua itu didasari atas banyaknya pelaku franchise yang gagal dan kehati-hatian untuk mempelajari lagi agar tidak terjadi hal serupa sehingga membuat terwaralaba kecewa dan merugi. Hingga saat tercetus ide untuk meluncurkan inovasi “Pisang Pasir Kecil” (Rp. 1000) dengan sistem penjualan melalui booth, PisangKu masih belum memitrakannya. Atas dasar yang sama dan masih mempelajari kekurangan dan kelemahan yang dapat merugikan terwaralaba, padahal tawaran yang masuk lebih banyak daripada saat Pisang Pasir Besar masih menjadi produk unggulan. Kalau boleh dikatakan jika merugi biarlah PisangKu terlebih dahulu yang merugi, jangan sampai konsep yang baru ini merugikan terwaralaba tanpa diketahui lebih dahulu penyebabnya.

Disadur dari kompas.com dan sumber lain